TUGAS 2:
- Lingkungan Individu:
Lingkungan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan
perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar.
Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.
Sejauh mana pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita ikuti pada uraian berikut :
Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.
Sejauh mana pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita ikuti pada uraian berikut :
a. Lingkungan
membuat individu sebagai makhluk sosial
Yang dimaksud
dengan lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau
manusia-manusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi,
sehingga kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang
dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya.
Terputusnya
hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada tahun-tahun permulaan
perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat manusia sebagai manusia.
Berubahnya tabiat manusia sebagai manusia dalam arti bahwa ia tidak akan mampu
bergaul dan bertingkah laku dengan sesamanya.
Dapat kita
bayangkan andaikata seorang anak manusia yang sejak lahirnya dipisahkan dari
pergaulan manusia sampai kira-kira berusia 10 tahun saja, walaupun diberinya
cukup makanan dan minuman, akan tetapi serentak dia dihadapkan kepada pergaulan
manusia, maka sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak akan mampu berbicara
dengan bahasa yang biasa, canggung pemalu dan lain-lain. Sehingga kalaupun dia
kemudian dididik, maka penyesuaian dirinya itu akan berlangsung sangat lambat
sekali.
b. Lingkungan
membuat wajah budaya bagi individu
Lingkungan
dengan aneka ragam kekayaannya merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk
diolah menjadi kekayaan budaya bagi dirinya. Lingkungan dapat membentuk pribadi
seseorang, karena manusia hidup adalah manusia yang berfikir dan serba ingin
tahu serta mencoba-coba terhadap segala apa yang tersedia di alam sekitarnya.
Lingkungan memiliki peranan bagi individu, sebagai :
Lingkungan memiliki peranan bagi individu, sebagai :
-
Alat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup
individu dan menjadi alat pergaulan sosial individu. Contoh : air
dapat dipergunakan untuk minum atau menjamu teman ketika berkunjung ke rumah.
-
Tantangan bagi individu dan individu berusaha untuk
dapat menundukkannya. Contoh : air banjir pada musim hujan mendorong manusia untuk mencari
cara-cara untuk mengatasinya.
-
Sesuatu yang diikuti individu. Lingkungan yang
beraneka ragam senantiasa memberikan rangsangan kepada individu untuk
berpartisipasi dan mengikutinya serta berupaya untuk meniru dan
mengidentifikasinya, apabila dianggap sesuai dengan dirinya. Contoh :
seorang anak yang senantiasa bergaul dengan temannya yang rajin belajar,
sedikit banyaknya sifat rajin dari temannya akan diikutinya sehingga lama
kelamaan dia pun berubah menjadi anak yang rajin.
-
Obyek penyesuaian diri bagi individu, baik secara
alloplastis maupun autoplastis. Penyesuaian diri alloplastis artinya individu
itu berusaha untuk merubah lingkungannya. Contoh : dalam keadaan cuaca
panas individu memasang kipas angin sehingga di kamarnya menjadi sejuk. Dalam
hal ini, individu melakukan manipulation yaitu mengadakan usaha untuk
memalsukan lingkungan panas menjadi sejuk sehingga sesuai dengan dirinya.
Sedangkan penyesuaian diri autoplastis, penyesusian diri yang dilakukan
individu agar dirinya sesuai dengan lingkungannya. Contoh : seorang juru rawat
di rumah sakit, pada awalnya dia merasa mual karena bau obat-obatan, namun
lama-kelamaan dia menjadi terbiasa dan tidak menjadi gangguan lagi, karena
dirinya telah sesuai dengan lingkungannya
- Lingkungan Keluarga:
Seseorang
individu, pertama tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga. Sesuai dengan
tugas keluarga dalam melaksanakan misinya sebagai penyelenggara pendidikan yang
bertanggung jawab, mengutamakan pembentukan pribadi anak. Dengan demikian,
faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pribadi anak adalah kehidupan
keluarga beserta berbagai aspeknya. Perkembangan anak yang menyangkut
perkembangan psikofisis dipengaruhi oleh : status sosial ekonomi, fisafat hidup
keluarga, dan pola hidup keluarga seperti kedisiplinan, kepedulian terhadap
kesehatan, dan ketertiban termasuk ketertiban menjalankan ajaran agama.
Contohnya
ketika dalam keluarga terdapat hanya 1 anak, mereka seharusnya tidak memanjakan
anak tersebut karena kedepannya akan tertanam sifat manja dan tidak mau
berusaha karena keinginannya sudah terkabulkan sejak kecil. Juga tidak akan
menumbuhkan rasa tanggung jawab kedepannya.
Karena
lingkungan mempengaruhi kepribadian individu maka sejak kecil sebaiknya suatu
keluarga mendidik anaknya tersebut dengan sifat – sifat yang baik sehingga
kedepannya akan terbentuk kepribadian yang baik pada masing – masing individu.
Namun, tidak
selamanya orang tua bisa memantau perilaku anak-anaknya, apalagi ketika anaknya
sedang di luar rumah. Ini lah lingkungan yang paling berbahaya. Bila kita tidak
mempunyai keteguhan hati yang kuat, maka kita akan mudah terjerumus ke dalam
lingkungan yang negative. Subjek yang paling berbahaya dalam hal ini adalah
remaja. Secara psikologis remaja telah cukup mampu untuk memikul tanggung jawab
dan hidup mandiri dalam kehidupan bermasyarakat. Akan tetapi tidak semua remaja
siap menghadapi kondisi masyarakat yang terus berkembang sehingga mereka belum
memiliki konsep kehidupan masa depan. Hal ini akan berakibat mereka akan tampak
tidak memiliki pendirian dan mengalami kesulitan memilih jenis pekerjaan serta
tergantung kepada kelompok.
Lingkungan
dapat membuat individu sebagai makhluk social. Yang dimaksud dengan lingkungan
pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain yang dapat
memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga kenyataannya akan menuntut
suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan
yang lainnya.
Terputusnya
hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada tahun-tahun permulaan
perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat manusia sebagai manusia.
Berubahnya tabiat manusia sebagai manusia dalam arti bahwa ia tidak akan mampu
bergaul dan bertingkah laku dengan sesamanya.
Dapat kita
bayangkan andai kata seorang anak manusia yang sejak lahirnya dipisahkan dari
pergaulan manusia sampai kira-kira berusia 10 tahun saja, walaupun diberinya
cukup makanan dan minuman, akan tetapi serentak dia dihadapkan kepada pergaulan
manusia, maka sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak akan mampu berbicara dengan
bahasa yang biasa, canggung pemalu dan lain-lain. Sehingga kalaupun dia
kemudian dididik, maka penyesuaian dirinya itu akan berlangsung sangat lambat
sekali.
3. Lingkungan Masyarakat:
A. Pengertian Masyarakat dan Pola Hidup
Masyarakat
Untuk
mengetahui dengan jelas pengertian yang dimaksud sub bab tersebut di atas, maka
penulis akan menguraikan secara terpisah-pisah yakni:
1.
Pengertian Masyarakat
“Masyarakat”
yang berarti pergaulan hidup manusia sehimpun orang yang hidup bersama dalam
sesuatu tempat dengan ikatan aturan tertentu, juga berarti orang, khalayak
ramai”.[1]
Menurut Hasan
Sadily memberi pengertian bahwa masyarakat ialah “Kesatuan yang selalu berubah,
yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan terjadi proses perubahan
itu”.[2]
Sedangkan
menurut Plato masyarakat ialah “merupakan refleksi dari manusia perorangan”.
Suatu masyarakat akan mengalami keguncangan sebagaimana halnya manusia
perorangan yang terganggu keseimbangan jiwanya yang terdiri dari tiga unsur
yaitu nafsu, semangat dan intelegensia.[3]
Dalam konsep
an-Nas bahwa masyarakat adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup
sendiri dengan mengabaikan keterlibatannya dengan kepentingan pergaulan antara
sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hubungan manusia dengan
masyarakat terjadi interaksi aktif. Manusia dapat mengintervensi dengan
masyarakat lingkungannya dan sebaliknya masyarakat pun dapat memberi pada
manusia sebagai warganya. Oleh karena itu, dalam pandangan Islam, masyarakat
memiliki karakteristik tertentu.
Prinsip-prinsip
ini harus dijadikan dasar pertimbangan dalam penyusunan sistem pendidikan
Islam. Masyarakat merupakan lapangan pergaulan antara sesama manusia. pada
kenyataannya masyarakat juga dinilai ikut memberi pengaruh terhadap berbagai
aspek kehidupan dan perilaku manusia yang menjadi anggota masyarakat tersebut.
Atas dasar pertimbangan ini, maka pemikiran tentang masyarakat mengacu pada
penilaian bahwa:
- Masyarakat merupakan kumpulan individu yang terikat oleh kesatuan dari berbagai aspek seperti latar belakang budaya, agama, tradisi kawasan lingkungan dan lain-lain.
- Masyarakat terbentuk dalam keragaman adalah sebagai ketentuan dari Allah, agar dalam kehidupan terjadi dinamika kehidupan sosial, dalam interaksi antar sesama manusia yang menjadi warganya.
- Setiap masyarakat memiliki identitas sendiri yang secara prinsip berbeda satu sama lain.
- Masyarakat merupakan lingkungan yang dapat memberi pengaruh pada pengembangan potensi individu.[4]
Dari beberapa
penjelasan yang telah dijelaskan di atas, dapatlah diberi kesimpulan bahwa
pengertian masyarakat yang penulis maksudkan ialah sekelompok manusia yang
terdiri di dalamnya ada keluarga, masyarakat dan adat kebiasaan yang terikat
dalam satu kesatuan aturan tertentu.
2. Pola
Hidup Masyarakat
Dalam sub bab
ini yang penulis maksudkan ialah pola hidup yang dilakukan berupa kebiasaan
untuk mencari nafkah dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dalam kehidupan
sehari-hari, seperti pertanian, perkebunan perdagangan dan lain-lain
semacamnya, serta akibatnya bagi kelanjutan pendidikan anak-anak mereka.
Dapat kita pula
ketahui bahwa mayoritas penduduk masyarakat di suatu desa diduduki oleh
kaum petani yang merupakan pencaharian utama mereka dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari serta sebagian untuk kepentingan sosial. Lainnya, perlu juga di
ketahui pula bahwa biasanya dalam suatu desa pola hidup mereka selain
dari petani tambak, petani sayur mayur, perkebunan dan sebagian sebagai seorang
nelayan, pedagang, tukang kayu, tukang batu, buruh tani, dan pegawai.
Dalam suatu
desa dimana terlihat pada masyarakat masih banyak membedakan nilai-nilai
budaya antara orang kaya dengan orang miskin, antara masyarakat yang masih
keturunan raja dengan masyarakat biasa. Perbedaan ini masih terdapatnya sistem
perburuan bagi masyarakat jelata, misalnya bagi seorang kaya (mampu) masih
banyak yang mempunyai buruh tani untuk mengerjakan sawah atau ladangnya,
kemudian setelah berhasil di beri upah sebagai imbalan yang belum memadai jerih
payah seorang petani dan lain-lain.
Dari uraian di
atas, dapat dikategorikan bahwa yang terbanyak adalah masyarakat petani, hal
ini merupakan standar, bahwa pola hidup di dalam masyarakat dalam mencari
nafkah beranekaragam, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Di samping
itu sebagian pula masyarakat masih membedakan nilai-nilai budaya diantara orang
kaya dan orang miskin antara masyarakat keturunan raja dengan masyarakat biasa.
B. Bentuk Pola Hidup Masyarakat
Pola hidup masyarakat
tidak hanya menyangkut lapangan pekerjaan pendidikan dan kehidupan keluarga
belaka, tetapi jauh dari itu meliputi keorganisasian masyarakat sosial, upacara
dan adat istiadat yang berlaku serta kehidupan keragamaan, namun dalam suatu
masyarakat atau desa terdapat beberapa pola hidup, tapi dalam pembahasan ini
penulis hanya mengambil salah satu diantaranya adalah masalah sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar